Kali ini kita akan belajar tentang susuatu yang menggelitik bagi sebagian pemuda dan pemudi yang belum mendapat pasangan hidup. Berawal dari mendapat tawaran dari seorang teman (yang tidak disebut namanya) tentang artikel dan bacaan NIKAH langsung aja disambut dengan satu kata "MAU". Katanya ini merupakan gabungan dari beberapa pesan di twe*etwer. Setelah e.mail diterima akhirnya kubaca dengan penuh penghayatan kata demi kata, point demi point dan akhirnya selesai ada 87 point tentang NIKAH yang dia kirimkan. Banyak hal yang dapat dipelajari dan diambil manfaatnya darinya. Mau tahu apa saja 87 point tersebut, ini boleh sibaca oleh yang belum nikah, yang mau nikah, ataupun yang sudah menikah silahkan baca satu persatu semoga bermanfaat:
Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan.
Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.
2.
Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk
yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.
3.
Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak,
sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
4.
Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab
makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5.
Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan
makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah
6.
Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan
(mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah
7.
Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah
proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.
8.
Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah,
Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)
9.
Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena
persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
10.
Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh
kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
11.
Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling
mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.
12.
Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian
& tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah
13.
(QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup.
Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.
14.
Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil.
Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.
15.
Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah
kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
16.
SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa
tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya.
#Nikah
17.
Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh
perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah
18.
‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap
dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah
19.
Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi.
Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.
20.
Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang
mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
21.
Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang
pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”
22.
Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan
berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
23.
Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan
pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.
24.
Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak
hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25.
Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu
syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah
26.
Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan
krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah
27.
Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda
dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi.
#Nikah
28.
Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan,
dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah
29.
Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku
mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
30.
->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin
tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi.
#Nikah
31.
. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik &
resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi.
#Nikah
32.
Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami,
suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah
33.
Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita
cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah
34.
BEDA lagi: Suami single tasking, bisa marah kalau isterinya nan
multitasking memintanya kerjakan beberapa hal berrangkai-rangkai. #Nikah
35.
BEDA lagi: Isteri sering berkalimat tak langsung nan tak difahami
suami. Ie: Mas, Salma belum dijemput, aku masih harus masak! #Nikah
36.
-> Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri”
Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah
37.
BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi
isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah
38.
Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius.
Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4
39.
Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri,
tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah
40.
Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan
ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah
41.
Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah
niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah
42.
Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak
lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah
43.
LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak
belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah
44.
LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak
belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar.
#Nikah
45.
LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” ->
Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P
#Nikah
46.
Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah
dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah
47.
Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara
penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.
48.
Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl
penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah
49.
Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi &
rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.
50.
Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus
yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang.
#Nikah
51.
Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab
jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah
52.
Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan,
menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah
53.
Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat
& aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty
& charm;)
54.
Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering
menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana.
#Nikah
55.
Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali,
izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah
56.
Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah,
bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah
57.
Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara
tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda
punya.
58.
Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah,
wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.
59.
Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan,
rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik
menafkahi.
60.
‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus:
rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.
61.
Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri,
siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah
62.
Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi
bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)
63.
Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan
terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
64.
Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya
isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.
65.
Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN
masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)
66.
Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum
mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)
67.
Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J.
Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah
68.
Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute
Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah
69.
Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd
serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah
70.
Persiapan #Nikah yang sering terabai ialah nan kelima ini: Ijtima’iyah
(Sosial). Pernikahan adalah peristiwa yg kompleks secara sosial.
71.
Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan
untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.
72.
Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan
sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.
73.
Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per
#Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.
74.
Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa
Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah
75.
Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan
keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.
76.
Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya;
bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah
77.
Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan
beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.
78.
Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti;
tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.
79.
Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh:
datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah
80.
Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg
pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah
81.
Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya
ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah
82.
Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak
mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah
83.
Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan
maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah
84.
Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid,
muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah
85.
Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial:
Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah
86.
Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk
menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT #Nikah
87.
Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku
Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)
-= The End =-
No comments:
Post a Comment